Anatomi tulang manusia sebagai alat untuk mengungkapkan pembunuhan manusia. Ini bukan hal yang baru. Bukankah melalui anatomi tulang seseorang ahli bisa menjelaskan rangka tak dikenal? Kisah tentang bagaimana ahli anatomi tulang bisa menjelaskan sebuah rangka yang tak dikenal seringkali menarik perhatian orang banyak.
Tetapi buku ini bukan bercerita tentang kisah itu. Ia menjelaskan seluk-beluk antropologi forensik identifikasi sisa hayat manusia berupa rangka dalam konteks hukum secara menyeluruh. Sedikitnya ada delapan hal yang dibahas dalam buku ini, mulai dari deteksi rangka manusia; biologi tulang manusia; gigi geligi manusia; identifikasi ras, umur, seks, dan tinggi badan; tulang fetus; rekonstruksi raut muka; trauma; hingga tafonomi. Maka, tidaklah mengherankan kalau buku ini menjanjikan keasyikan bagi pembaca yang tertarik dengan penentuan cara dan sebab kematian berdasarkan anatomi tulang.
Kalau tulang telah menjadi bukti, yang menyimpan seperangkat data tentang bagaimana pemiliknya meninggal dunia, maka antropologi forensik menjadi penting untuk ditekuni. Berbagai pihak perlu dirangsang untuk menekuni antropologi forensik. Ini juga sebuah nilai yang hendak disampaikan buku ini.